Setelah drama panjang yang saya dan suami alami selama promil dimana saya divonis oleh dokter bahwa saya menderita PCOS dan kista fungsional, saya dan suami sempat putus asa. " Orang sehat yang ga PCOS aja bisa susah hamil, apalagi yang PCOS pasti tambah lama" begitu komentar suami saya yang masih saya ingat sampai saat ini dan sempat membuat saya juga down waktu itu. Sudah 6 bulan kami promil dan tidak ada hasil, sedangkan dokter Novina selalu menyemangati seolah memberi harapan pasti bisa hamil. Berbagai saran dari teman pun saya ikuti.
Saya mulai rutin mengkonsumsi serbuk buah zuriat yang katanya sangat bagus untuk kesuburan dan program hamil. Setiap hari tak pernah absen 1 gelas per hari saya konsumsi dengan suami. Namun belum ada perubahan, akhirnya salah seorang teman menyarankan untuk minum air degan ijo. Suami pun akhirnya beli 10 butir degan ijo untuk kami konsumsi berdua selama 10 hari, dan terus berlangsung hingga kurang lebih 3 bulan namun tidak ada hasil. Sampai salah seorang teman yang kebetulan pramugari dan bermukim di Jeddah, saat pulang ke Malang membawakan serbuk zuriat dan kurma muda untuk mensupport promil saya. Tak lama setelah teman saya memberikan oleh-oleh, kakak ipar saya juga ikut mensupport promil saya, dengan membawakan serbuk kurma muda yang ia bawa langsung saat pulang umroh.
Begitu banyak support dari orang terdekat dan treatment yang sudah kami lakukan, namun setiap saya usg ke dokter Novina hasilnya tetap sama, PCOS masih ada namun kista mengecil. Sampai akhirnya saya Lelah dan putus asa, saya hanya bisa pasrah dan mencoba untuk rutin berolahraga renang seminggu 2x dan mengikuti kelas pooundfit seminggu 1x. Sembari saya masih tetep menghabiskan bubuk zuriat, bubuk kurma muda, prenagen, dan kacang hijau yang ada dirumah. Alhamdulillah, setelah diimbangi olahraga rutin selama 2 bulan, pagi-pagi saat saya baru bangun tidur hendak pipis saya berinisiatif untuk coba testpack. Kebetulan saat itu adalah masa subur saya setelah menstruasi.
Masih dengan mata sedikit terkantuk-kantuk, saya coba untuk tes urin dan menunggu beberapa saat, sampai akhirnya samar-samar muncul 2 garis merah yang membuat saya syok dan sekujur badan saya seketika bergetar. " Booo...boooo bangun, aku positif " teriak saya sembari menghampiri suami yang masih tertidur pulas.
Suami saya masih nggak ngeh kala itu. Kemudia saya Tarik tangannya dan saya tunjukkan hasil testpack tersebut. "Ini garis 2 artinya positif, hamil. Tanganku sampek gemeteran boo" ucap saya sedikit menyadarkan suami yang baru bangun dan mengumpulkan seluruh nyawa.
"Aku ngga ngerti maksudnya" jawab suami saya. Kemudian saya tegaskan lagi, " Kalo garis 1 itu kan negatif, ini garis 2 artinya positif. Alhamdulillah akhirnya" ucap saya kemudian suami saya mengucap alhamdulillah dan tidur lagi. Sebuah part yang menyebalkan, tapi memang kondisi suami masih ngantuk berat waktu itu. Selang 3 hari kemudian,saya coba membeli testpack beda merk untuk memastikan kembali hasilnya. Dan hasilnya masih sama yakni samar 2 garis. Belum puas juga akhirnya saya kemudian beli lagi testpack sampai uji coba 4 tespack dengan merk berbeda. Semua hasilnya menunjukkan positif 2 garis. setelah memastikan bahwa semua positif, saya mulai membuat janji untuk usg, berhubung dokter novina kuota sudah penuh akhirnya saya tes usg ke rumah sakit Melati Husada. Saya ditangani oleh dokter Reni saat itu. Saat di usg, saya sedikit gugup sangat berbeda dengan biasanya. Saat diusg oleh dokter Reni, tak keliyatan tanda-tanda bahwa saya hamil dan tidak ada janin yang Nampak di layar usg tersebut. Cukup lama dokter Reni memeriksa, untuk memastikan kembali. " Kok ga keliyatan ya ? Tapi di testpack positif ya ?" ucap dokter Reni menyurutkan semangat saya. "Coba nanti datang lagi sekitar 2 minggu lagi, soalnya kalau positif itu ada 2 macam ya. Yang satu positif didalam Rahim, dan 1 lagu positif di luar Rahim. Nanti dicoba dulu ya dating 2 minggu lagi, kalau semisal dalam waktu dekat tidak ada keluhan seperti perut nyeriii sekali gausah datang tunggu 2 minggu saja, tapi kalau kemudian perutnya sakiiit sekali cepat periksa ya " ucap dokter Reni sedikit membuat saya drop dan membuat saya ragu kala itu, apakah saya jangan-jangan positif di luar Rahim ?
Saya pun pulang, sepanjang perjalanan saya menahan tangis sampai akhirnya sama menepikan kemudi setir saya dan menangis sejadi-jadinya. Ucapan dokter Reni yang menjelaskan jenis positif tadi membuat saya ragu dan patah semangat karena hasil usg pun tidak Nampak tanda-tanda ada janin di Rahim saya. Rasanya saya sudah menyerah, dan hampir 1 jam saya tidak pulang kerumah karena saya ingin menenangkan diri saya. Saya tidak ingin suami saya tau kalau saya baru saja menangis. Dalam hati saya hanya bisa berucap " Nak, kamu apakah ada di dalam ? Kalau ada tolong tunjukkan tanda-tanda supaya mama ngerti kalo kamu ada di dalam. Kamu udah lama ditunggu-tunggu kehadirannya" sembari menangis ucapan itu yang terus saya gumamkan dalam hati saya.
Sampai akhirnya saya pulang suami saya sempat tanya " kamu kenapa ?" tanya suami saya, mungkin melihat mata saya sedikit bengkak. Kemudian saya jawab " softlens ku waktunya copot, udah pedes mata ". Saya sengaja menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan saya waktu itu, dan menyembunyikan tangisan saya sembari melepas softlens saya.
Kemudian saya mulai menceritakan hasil usg itu kepada suami, namun suami juga sempat meragukan hasil usg tersebut. Saya pun sharing dengan kakak ipar saya dan beliau menyarankan saya untuk tes usg di tempat lain. "Coba kamu usg di tempat lain aja, jangan percaya sama 1 hasil usg. Semangat" ucap kakak ipar saya sedikit membangkitkan semangat saya lagi dan menepis kesedihan saya.
Akhirnya, selang 2 minggu kemudian saya pun berkesempatan untuk usg di dokter novina. Sudah cukup lama saya tidak menemui beliau, karena selain kuota penuh, juga karena saya harus mengumpulkan semangat lagi terlebih saat terakhir bertemu beliau menyarankan untuk operasi kista dan saya harus mengurus BPJS terlebih dulu. " Wah akhirnya selamat ya testpacknya positif ya, alhamdulillah" ucap dokter Novina turut bahagia karena setelah lama tidak bertemu. "Iya dok, terakhir kan ketemu saya disuruh operasi kista itu, jadi saya masih ngurus BPJS. Baru testpack ternyata hasilnya positif" terang saya. " Iya ya, alhamdulillah yuk coba kita cek dulu ya " ucap dokter Novina. Akhirnya saya pun mulai di USG, dan seketika baru saja dokter novina menempelkan alatnya dedek di janin sudah muncul di layer. "Nah itu janinnya udah keliyatan, sekarang kita dengerin detak jantungnya ya" kalimat itu seolah seperti mukjizat dan membuat saya terharu. "Dug,dug,,dug" suara detak jantungnya begitu terdengar keras dan semangat, sama semangatnya seperti saya yang akhirnya bisa mengetahui bahwa ada dedek janin di perut saya. Setelah itu dokter memberi saya folavit dan penguat kandungan untuk saya konsumsi selama 1 bulan. Saya pun pulang dengan sangat bahagia, dan hasil USG itu saya tunjukkan lagi ke suami. Dia juga sangat senang mendengar itu. Dan kehamilan saya alhamdulillah saat ini berjalan 6 bulan. Meski sering mual di bulan pertama-ketiga namun setelahnya setiap kali kami usg, dedek bayi di dalam perut selalu dinyatakan dalam keadaan sehat. Rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan dedek, semoga saya dan dedek sehat selalu sampai proses persalinan nanti. Begitu cerita proses promil saya sampai dinyatakan hamil dan hal ini membuktikan bahwa PCOS atau yang memiliki kista sekalipun masih selalu ada harapan untuk BISA HAMIL. Karena kalua Allah berkehendak, pasti semua akan terjadi. Tetap positif thinking dan optimis. Selalu ada jalan bagi orang-orang yang sudah berusaha .
Komentar
Posting Komentar